Limitless Tawarkan: Tanpa Kontrak Panjang, Tanpa Ketergantungan, Tanpa Quotation Tebal. Kami Buat IT memudahkan klien non-teknis.

Limitless Tawarkan: Tanpa Kontrak Panjang, Tanpa Ketergantungan, Tanpa Quotation Tebal. Kami Buat IT memudahkan klien non-teknis.

  • Home
  • Best Practices
  • Limitless vs
  • Blog
  • Portfolio
  • About Us
  • Consult Now

Limitless by Exclolab

We scope. We fix.

We leave you with less mess and more breathing room. That's it.

Limitless

Layanan

Praktik Terbaik

Blog

Tentang Kami

Portofolio

Layanan

Perbaikan & Otomasi Sistem Kerja

Integrasi Tools dan Sistem Yang Ada

Sistem Internal Ringan

Design, DevOps & AI Integration dan Layanan Lainnya

Limitless Vs

Freelancer

Software Agency

IT Consultant

Business Coach

HR Consulting

Ekosistem

Genesis by ExcloLab

Free Bussiness Audit

Kantor Kami

Griya Bukit Mas Jl. Ngesrep Bar. VI, Srondol Kulon, Kec. Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah 50263, Indonesia

Hubungi Kami

Phone: +6218391992300

Email: hello@exclolab.com

Limitless by Exclolab

We scope. We fix. We leave you with less mess and more breathing room. That's it.

Kunjungi Kami

Limitless by ExcloLabDownload Company Profile

© 2025 ExcloLab. All rights reserved

Privacy Policy

Terms and Conditions

Langkah Sederhana Integrasi Sistem Aplikasi Lama dan Baru

Category

  • integrasi sistem

Upload Date

4 Juli 2025

Author

Loren Alvin

Langkah Sederhana Integrasi Sistem Aplikasi Lama dan Baru

Menghubungkan aplikasi lama dengan sistem baru bisa terasa seperti ingin menyambungkan plug lawas ke colokan zaman sekarang—sama-sama fungsi dasarnya listrik, tapi dudukannya beda. Dalam banyak perusahaan, aplikasi lawas masih dipakai karena sudah matang dan menyimpan data penting, sementara sistem baru menjanjikan efisiensi dan fleksibilitas. Tantangannya, dua dunia ini sering berbicara bahasa yang berbeda. Di sinilah integrasi sistem berperan, seperti juru bahasa yang menerjemahkan agar keduanya bisa bekerja sama.

Kenapa Integrasi Sistem Itu Penting?

Bayangkan Anda punya dua tim kerja: satu veteran dengan kebiasaan lama yang andal, satunya lagi anak muda penuh inovasi. Kalau tidak dihubungkan, masing-masing akan jalan sendiri dan hasilnya kurang maksimal. Integrasi sistem adalah cara menyatukan keduanya agar saling melengkapi. Dengan integrasi, aliran data menjadi lebih mulus, kerja tim lintas fungsi jadi lebih efisien, dan risiko duplikasi kerja berkurang.

Dalam konteks bisnis, ini berarti memperpanjang masa pakai aplikasi lama tanpa menghambat perkembangan digital Anda. Ibarat merawat mobil klasik tapi sudah dimodifikasi dengan GPS dan power steering—tetap andalan, tapi lebih siap menempuh jalan baru.

Tantangan Integrasi Sistem Aplikasi Lama

Sayangnya, menghubungkan sistem lama dan baru bukan seperti menyambungkan dua kabel HDMI. Ada perbedaan struktur data, teknologi yang tidak lagi didukung, sampai dokumentasi teknis yang sudah usang. Sering kali, tim IT harus jadi detektif—melacak bagaimana aplikasi lama itu bekerja karena dokumentasinya sudah tidak lengkap.

Bukan hanya soal teknologi, tapi juga budaya kerja. Tim operasional kadang enggan pindah ke sistem baru karena sudah nyaman dengan yang lama. Jadi integrasi sistem bukan hanya urusan teknis, tapi juga perlu pendekatan manajemen perubahan. Kita perlu menyusun langkah agar integrasi tidak terasa seperti renovasi besar-besaran yang mengganggu operasional harian.

Langkah Praktis Memulai Integrasi Sistem

Ada tiga pendekatan utama yang bisa digunakan. Pertama, menggunakan middleware sebagai jembatan—ibarat shuttle bus yang mengantar staf dari kantor lama ke kantor baru. Kedua, membangun API yang memungkinkan sistem lama berkomunikasi langsung dengan sistem baru. Ketiga, menggunakan ETL (Extract, Transform, Load) untuk memindahkan data secara periodik.

Langkah pertama adalah memetakan proses bisnis yang akan diintegrasikan. Lalu, identifikasi data utama apa saja yang perlu ditransfer atau disinkronkan. Setelah itu, bangun koneksi bertahap dimulai dari yang paling berdampak ke operasional harian. Kami sarankan telusuri workflow yang rawan double entry atau keterlambatan—biasanya itu titik awal integrasi yang paling terasa manfaatnya.

Contoh Nyata dan Hal yang Perlu Diwaspadai

Di satu perusahaan logistik yang pernah kami bantu, ada aplikasi pelacakan pengiriman warisan 10 tahun lalu. Aplikasi ini masih digunakan oleh gudang, sementara manajemen sudah pindah ke dashboard cloud. Solusinya tidak membuang sistem lama, tapi membuat layer integrasi yang mengambil data dari aplikasi tersebut dan meneruskannya ke dashboard baru secara otomatis.

Namun, kami juga pernah melihat kegagalan karena langsung mengganti sistem tanpa transisi dan pelatihan yang cukup. Akibatnya, tim di lapangan merasa "ditinggal" oleh pusat, dan kembali ke proses manual. Di sinilah pentingnya melihat integrasi sebagai proses kolaboratif, bukan hanya proyek IT. Layaknya pergantian shift kerja, perlu briefing, trial, dan saling support antar tim.

Integrasi sistem bukan pekerjaan sehari, namun juga bukan gunung es yang tak bisa dilewati. Dengan pendekatan yang tepat, aplikasi lama Anda tidak perlu dimuseumkan, namun diberi napas baru agar terus relevan. Seperti memperbaiki atap rumah warisan sambil memasang panel surya—yang lama tetap kuat, yang baru memberi energi tambahan.